WASHINGTON, JUM’AT - Sekitar 300 ribu tentara Amerika Serikat (AS) yang kembali dari Irak dan Afghanistan, menderita gejala kelainan stres pasca-traumatik atau depresi, dan setengah dari mereka tidak mendapat perawatan, ungkap suatu studi independen, Kamis. Penelitian oleh RAND Corp. itu juga memperkirakan bahwa 320 ribu tentara lainnya kemungkinan mengalami cedera otak traumatik saat bertugas.
Angka tersebut kira-kira sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Suatu penilaian yang dilakukan pada bulan Februari oleh Angkatan Darat AS memperlihatkan bahwa pada tahun 2007, sebanyak 17,9 persen pasukan mereka di Irak dan Afghanistan menderita stres akut, depresi atau kegelisahan. Pada tahun 2006 jumlah tentara yang mengalami gejala tersebut mencapai 19,1 persen.
Hasil studi setebal 500 halaman dari RAND menyebutkan bahwa hanya setengah dari tentara tersebut mendapatkan perawatan, itupun
"
Studi itu menyebutkan bahwa banyak personel tidak berusaha mendapatkan perawatan karena khawatir stigma yang diasosiasikan dengan masalah psikologi dapat membahayakan karier mereka. Kelainan stres pasca-traumatik atau PSTD, dapat disebabkan dari trauma saat berperang, seperti mengalami luka atau menyaksikan orang yang terluka.
Gejalanya antara lain sifat lekas marah atau kemarahan yang meledak, sulit tidur, susah konsentrasi, waspada secara berlebihan dan respon berlebih atas keterkejutan.RAND menganjurkan agar Pentagon (markas besar angkatan bersenjata AS) membuka jalan bagi para personel untuk mendapatkan perawatan kesehatan mental secara rahasia dan memantau mutu perawatan tersebut.
Kolonel (AD) Loree Sutton, direktur U.S. Defense Center of Excellence for Psychological Health and Traumatic Brain
Injury, menyambut baik hasil studi tersebut. Dia prihatin bahwa ternyata hanya sekitar setengah dari mereka yang mencari perawatan, mendapatkan perawatan "memadai secara minimal". Sutton mengatakan dirinya akan memacu militer untuk berusaha lebih keras merekrut tambahan spesialis perawatan kesehatan jiwa.
Angkatan Darat AS akan mempekerjakan 275 profesional kesehatan mental dari kalangan sipil namun rencana itu terkendala oleh ketatnya pasar kerja serta kesulitan mendapatkan sipil yang bersedia bekerja di
Jumat, April 18, 2008
SEMENIT SAJA
Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid
untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
Betapa lamanya melayani Allah SWT selama
betapa singkatnya kalau kita melihat film.
betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun
betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman
tanpa harus berpikir panjang-panjang.
Betapa asyiknya a pabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun
kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi
betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun
lebih senang berada di shaf paling belakang ketika berada di Masjid
Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun
alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu; namun
betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada
saat terakhir untuk event yang menyenangkan.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam al qur'an; namun
betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun
betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci AlQuran.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun
betapa kita berani dan lamanya untuk menghadapNya saat kumandang azan menggema.
Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau
berpikir,atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu
lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun
kalau ada mail yang isinya tentang Keagungan Allah SWT betapa seringnya kita ragu-ragu,
enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE.
ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. .?
Sebar luaskanlah Sabda-Nya, bersyukurlah
kepada ALLAH SWT, YANG MAHA MENGETAHUI, MENDENGAR, PENGASIH DAN PENYAYANG.
Apakah tidak lucu apabila anda tidak memFORWARD pesan ini. Betapa banyak
orang tidak akan menerima pesan ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka
masih percaya akan sesuatu?
Rabu, April 02, 2008
Waspadai “Injilisasi” Umat Islam
Upaya banyak pihak melakukan "injilisasi" terhadap Islam sudah dilakukan sejak lama. Kamus al-Munjid, rujukan pesantren pun tak terlepas dari usaha itu [bagian 1]
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani “tidak akan pernah” ridha (membiarkan engkau bebas bergerak menjalankan aqidah dan rutinitas agamamu) sampai engkau mengikuti ‘millah’ mereka” [QS. Al-Baqarah [2]: 121]
Pada tahun 1930, seorang missionaris, Samuel Zwemer pada Konferensi Misionaris di Kota Yerussalem menyatakan: “Misi kolonialisme dan misionaris terhadap Islam bukanlah menghancurkan kaum Muslimin. Namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam, agar dia menjadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan membuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam.”
Samuel Zwemmer yang juga orientalis-Yahudi ini bahkan mendirikan “Jurnal the Muslim World”. Tapi jangan keliru. Isinya bukan untuk membela Islam. Sebaliknya, ia ingin melemahkannya.
Pada tahun 1978 di
Fenomena dan fakta di atas menegaskan bahwa firman Allah dalam QS. 2: 121 itu adalah “benar”. Di mana-mana umat Islam dirongrong dan diincar aqidahnya. ‘Pencurian’ dan ‘penjambretan’ aqidah terjadi dimana-mana. Bahkan, orang Yahudi-Kristen tidak segan-segan untuk melakukan tindakan amoral, hanya untuk mengeluarkan seorang Muslim (Muslimah) dari aqidah dan agamanya. Isu “Germil” (Gerakan Hamilisasi) bukan hanya isapan jempol belaka. Kasus-kasus semacam itu semakin meyakinkan dan menyadarkan umat Islam bahwa mereka harus ekstra hati-hati dan waspada dalam menjaga dan memelihara aqidahnya.
Sebelumnya, isu adanya Injil berbahasa Arab sempat membuat heboh umat Islam. Abu Sangkan dalam bukunya Energi Cahaya Ilahi (2007) mencatat bahwa awalnya, seorang dai internasional yang berasal dari Afrika bernama Ahmad Deedat beberapa kali tampil di layar televisi Eropa dan Amerika. Beliau berdebat secara terbuka dengan para pastor. Hasilnya sempat mencengangkan jutaan umat manusia di dunia, mereka menjadi mengerti bahwa Al-Quran sesuai dengan logika kebenaran, sementara kesalahan-kesalahan dan kontradiksi dalam Injil semakin terungkap.
Seorang pastor yang terlibat dalam debat tersebut, ketika cermin debat telah berlalu, ia mengatakan, “Kamu wahai umat Islam, berbahagialah dengan Al-Quran yang kamu miliki. Kami mengakui gaya bahasanya memang tinggi, rapi, dan mempunyai daya pikat tersendiri. Sedangkan Injil kami ditulis dengan
Selang beberapa hari kemudian setelah pastor berkata demikian, di luar dugaan sebuah tim khusus telah merampungkan “proyek besar” tersebut. Oleh karena itu, Rabithah Al-‘Alam Al-Islami kala itu berseru mengingatkan umat Islam agar hati-hati terhadap buku yang diterbitkan oleh pihak Kristen di Cyprus dengan judul Shirathul Masih bi Lisanin ‘Arabiyyin Fasih (Perjalanan Al-Masih dengan Bahasa Arab Fasih).
Injil dalam format baru ini disarikan dari beberapa Injil yang ada, yaitu: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Ciri-ciri Injil tersebut persis seperti format Al-Quran, baik penjilidannya maupun urutan-urutannya. Bagi orang awam Injil tersebut akan dianggapnya Al-Quran, karena setiap pasal diletakkan dalam bingkai yang dihiasi ornamen sebagaimana yang ada dalam bentuk Al-Quran. Begitu pula letak setiap nama
Buku itu mereka kelompokkan dalam pasal demi pasal sebanyak 30 bab. Hal tersebut mereka lakukan dengan tujuan untuk menyamai Al-Quran yang terdiri dari 30 juz. Untuk memisahkan kalimat demi kalimat, mereka pergunakan penomoran sebagaimana ayat dalam Al-Quran. Bahkan dipergunakan pula penulisan waqaf (tanda berhenti), dan
Harus diakui bahwa “Injilisasi” terhadap umat Islam terus gencar dilakukan. Bahkan sejak tahun 90-an, usaha-usaha semacam itu semakin drastis. Dr. Anis Shoros, salah seorang Kristen Arab yang pernah menjadi lawan debat Ahmad Deedat, pernah menulis satu buku yang menyerupai Al-Quran dengan judul The True Furqan (Al-Furqan al-Haq).
Buku ini juga sempat membuat gempar dan heboh umat Islam. Betapa tidak! Dia diformat mirip Al-Quran. Bahkan, salah satu nama suratnya adalah
Kamus Al-Miinjid ternyata disusun pendeta Louis Ma’luf
Apa yang mereka usahakan adalah perpanjangan dari usaha Musailamah al-Kadzdzab. Musailamah sempat membuat beberapa
Salah satu kamus terkenal dan menjadi salah satu rujukan di berbagai pondok pesantren, Kamus al-Munjid, juga tak terlepas dari usaha “Injilisasi”. Maklum saja, karena penulisnya, Louis Ma’luf adalah seorang Kristen. Bahkan, cetakan ke-14 dicetak oleh percetakan Katolik (al-Mathba‘ah al-Katsulikiyyah).
Sebagai contoh, al-Munjid mencatat tentang Adam: Dalam kamus itu ditulis, bahwa setelah turunnya Adam dan Hawa akan dijanjikan sang “juru selamat.” Sesuatu yang sangat bertolak bekalang dalam Islam.
“Huwa al-Insan al-awwal wa Abu al-jins al-basyariy. Khalaqahullahu ‘ala shuratihi wa wadha‘ahu fi Firdausi ‘Adn wa khalaqa Hawwa’ min dhal‘ihi wa ja‘alaha imra’atahu. Wa ‘asha Adam wa Hawwa’ awamira Allahi fa thuridaa min jannah al-firdaus, wa lakinnahuma wa‘adaa bimukhallishin huwa Al-Masih.” (Adam adalah manusia pertama dan nenek moyang jenis manusia. Dia diciptakan oleh Allah menurut bentuk-Nya dan menempatkannya di Firdaus
Adam dalam Al-Quran memang bermaksiat (tidak menaati perintah) kepada Allah. Tetapi dia langsung bertobat kepada Allah, dan tobatnya diterima (Qs. Al-Baqarah [2]: 37). Dia tidak ada menjanjikan seorang “juru selamat”, yaitu Yesus Kristus, seperti yang dicatat oleh al-Munjid.
Tentang nabi Nuh a.s. al-Munjid juga mencatat, “Min aqdami rijal al-Tawrah. Naja wa ahlu baytihi min al-thufan wa tasalsala minhu al-jins al-basyariy al-jadid” (Nuh adalah salah seorang tokoh lama (klasik, terdahulu) Taurat. Dia dan keluarganya selamat dari “banjir bah” dan darinya lahir keturunan jenis manusia yang baru). (ibid., hlm. 579). Tentu saja ini bertentangan dengan teks Al-Quran yang menyatakan istri dan anaknya tidak selamat. Karena istrinya dan anaknya durhaka dan tidak mau menaati perintah suaminya (Lihat analisis menarik tentang ini: Ibnu Sahid as-Sundy, Duri di Ranjang Nabi: Kisah Kedurhakaan Istri Nabi Nuh dan Luth a.s.,
Dan ketika menjelaskan tentang Nabi Muhammad s.a.w., al-Munjid mencatat: “Muhammad (570-632 M/11 H): al-nabiyyu al-‘arabiyyu. Da‘a ila al-Islam...” (Muhammad (570-632 M/11 H): seorang Nabi Arab, yang menyeru kepada Islam...). (ibid., hlm. 522).
Nabi Muhammad s.a.w. itu ia sebuat bukan “nabi Islam”, melainkan “Nabi orang Arab”. Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang perlu mendapat perhatian banyak kalangan.
Boleh jadi, ini bentuk lain dari “injilasiasi” secara halus. Mungkin sudah saatnya, pondok-pondok pesantren untuk menggunakan kamus-kamus yang Islami, seperti Lisan al-‘Arab karya Ibnu Manzhur. Atau al-Qamus al-Muhith, Mukhtar al-Shihhâh; al-Mu‘jam al-Wasith, dll. Bahkan, contoh-contoh yang ada di dalam kamus-kamus tersebut sangat Islami, karena pengarangnya adalah Muslim dan memiliki keilmuan Islam yang sangat luas. [Qosim Nursheha Dzulhadi, penulis adalah peminat Studi Al-Quran- Hadits dan Kristologi. Penulis tinggal di Medan/www.hidayatullah.com] berlanjut….
April Mop, Tragedi Pembantaian Umat Islam Spanyol
tiap tanggal 1 April, ada saja orang—terutama anak-anak muda—yang merayakan hari tersebut dengan membuat aneka kejutan atau sesuatu keisengan. April Fools Day, demikian orang Barat menyebut hari tanggal 1 April atau lebih popular disebut sebagai ‘April Mop’. Namun tahukah Anda jika perayaan tersebut sesungguhnya berasal dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap Muslim Spanyol yang memang didahului dengan upaya penipuan? Inilah sejarahnya yang disalin kembali sebagiannya dari buku “Valentine Day,
SEJARAH APRIL MOP
Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan dan kepuasan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah bisa dibebaskan. Kota Carcassone,
Islam telah menerangi Spanyol. Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur’an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur’an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Telah beberapa kali dicoba tapi selalu tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam di Spanyol. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni pertama-tama harus melemahkan iman mereka dulu dengan jalan serangan pemikiran dan budaya.
Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirim alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari ketimbang baca Qur’an. Mereka juga mengirim sejumlah ulama palsu yang kerjanya meniup-niupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.
Satu persatu daerah di Spanyol jatuh,
Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!†demikian bujuk tentara Salib.
Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan
Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah itinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan hanya bisa terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.
Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya.
Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).
Bagi umat Islam April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya seiman disembelih dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.(rizki)